Selasa, 18 Maret 2014

MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pendekatan kontruktivisme akhir-akhir ini banyak di bahas dan berkembang menjadi wacana nasional berbagai pihak yang terlibat dalam  penyelenggaraan pendidikan.Sebab, kontruktivisme oleh sebagian praktisi pendidikan di anggap sebagai pendekatan pendidikan ‘terbaik’ saat ini, meskipun hal ini masih harus dikaji bagaimana penerapannya dalam pembelajaran di kelas. Pendekatan ini di anggap sebagai fenomena baru yang menjanjikan dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang efektif dan mendukung mengembangkan potensi siswa secara optimal. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada benda-benda konkret.
Pendekatan kontruktivisme mempunyai sejarah yang cukup panjang.Ciri pendekatan ini bahkan dapat ditelusuri mulai dari Socrates, filosof Yunani terkenal yang hidup pada tahun 470-399 sebelum masehi. Socrates menggunakan metode bertanya untuk mendidik murid-murid berpikir kritis. Dalam bentuk kelompok diskusi, Socrates membimbing murid-murid untuk aktif berpikir dan menghasilkan suatu kesimpulan dari berbagai permasalahan. Dalam bentuknya yang sekarang, pendekatan kontruktivisme telah berkembang melalui beberapa pemikir seperti Vygotsky, Piaget, dan Jhon Dewey.













1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian kontruktivisme ?
2.      Sebutkan karakteristik kontruktivisme ?
3.      Apa tujuan dan manfaat kontruktivisme ?
4.      Sebutkan tahapan kontruktivisme ?

1.3  Tujuan Makalah
Berdasarkan pembahasan dan rumusan masalah diperoleh beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:
1.      Menjelaskan pengertian kontruktivisme.
2.      Menjelaskan pendekatan karakteristik kontruktivisme.
3.      Menyebutkan tujuan dan manfaat pembelajaran kontruktivisme.
4.      Menyebutkan tahapan pembelajaran kontruktivisme.
5.      Implementasi pembelajaran kontruktivisme pada pembelajaran PKN Sd.












BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah landasan berpikir pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas.Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran (Nurhadi,2004:33).
Kontruktivisme memaknai ‘belajar’ sebagai ‘proses mengkontruksi pengetahuan’ melalui proses internal seseorang dan interaksi dengan orang lain.Dengan demikian hasil belajar akan dipengaruhi oleh kompetensi dan struktur intelektual seseorang.
Piaget (1990) menjelaskan pentingnya berbagai factor internal seseorang seperti tingkat kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, konsep diri, dan keyakinan dalam proses belajar.
Sebagai contoh, Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif manusia sesuai urutan atau sequence tertentu.Kemampuan berpikir pada satu tahapan yang lebih tinggi merupakan perkembangan dari tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahapan yang lebih tinggi seseorang lebih mampu berpikir terorganisasi dan abstrak (abstrack thinking).
2.2 Karakteristik Pendekatan Kontruktivisme
Trianto (2007) menyebutkan bahwa pendekatan kontruktivisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Dengan adanya pendekatan kontruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi siswa dapat di lakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan dengan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2.      Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada pada diri siswa.
3.      Setiap siswa mempunyai peranan penting dengan menentukan apa yang mereka pelajari.
4.      Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan di pelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
Ada beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran model konstruktivisme, yaitu:
1.      Mencari tahu dan menghargai titik pandang/pendapat siswa
2.      Pembelajaran dilakukan atas dasar pengetahuan awal siswa
3.      Memunculkan masalah yang relevan dengan siswa .
4.      Menyusun pembelajaran yang menantang dugaan siswa
5.      Menilai hasil pembelajaran dalam konteks pembelajaran sehari-hari.
2.3 Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kontruktivisme
A.Tujuan kontruktivisme adalah sebagai berikut :
1.      Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaan.
3.      Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
4.      Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
B.Manfaat kontruktivisme adalah sebagai berikut :
1.      Dengan menggunakan metode pendekatan kontruktivisme siswa diharapkan bisa lebih berani untuk mengeluarkan konsep dan gagasan yang dimilikinya.
2.      Dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme aktivitas belajar siswa diharapkan akan lebih meningkat dan siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran.
3.      Pembelajaran Konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.



2.4 Tahapan pembelajaran kontruktivisme
1.      Tahap Apersepsi
Siswa di dorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas.Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman tentang konsep itu.
2.      Tahap Eksplorasi
Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah di rancang guru. Kemudian secara berkelompok didiskusikan dengan kelompok lain.Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa keingintahuan siswa.
3.      Tahap Diskusi dan Penjelasan Konsep
Saat siswa mwmberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang di pelajarai.
4.      Tahap Pengembangan dan Aplikasi
Guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan atau pemunculan dan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu dilingkungannya.
Dalam pelaksanaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran ada beberapa saran yang dikemukakan oleh Sidik (2008) berkaitan dengan rancangan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
2.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga lebih kreatif dan imajinatif.
3.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
4.      Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
5.      Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
6.      Menciptakan lingkungan yang kondusif.


2.5 Implementasi pembelajaran kontruktivisme pada pembelajaran PKN Sd
Hakikat pembelajaran menurut teori Konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya menjadi pengetahuan yang bermakna. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. Teori belajar yang mencerminkan siswa memiliki kebebasan artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apa pun asal tujuan belajar dapat tercapai.
Selain itu, Nickson mengatakan bahwa pembelajaran dalam pandangan konstruktivime adalah membantu siswa untuk membangun konsep-konsep dalam belajar dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun kembali melalui transformasi informasi untuk menjadi konsep baru. Peran guru bukan pemberi jawaban akhir atas pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan mereka untuk membentuk pengetahuan.
Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar konstruktivisme, Hanbury mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu:
1.      Siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki,
2.      Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti,
3.      Strategi siswa lebih bernilai,
4.      Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.




Bila aplikasi teori konstruktivisme masuk kedalam pembelajaran PKN khususnya di bidang Globalisasi, maka para siswa akan membentuk :
1.      Peserta didik akan membangun  atau mengkonstruksi pengetahuan tentang globalisasi khususnya masalah dari dampak positif dan negatif globalisasi.
2.      Pembelajaran tentang globalisasi akan menjadi lebih bermakna karena peserta didik sudah mengerti, namun dalam hal ini teori konstruktivisme yang diaplikasikan kedalam pembelajaran dapat menumbuhkan respons yang positif karena stimulus yang diberikan juga pengaruhnya lebih besar.
3.      Pembelajaran mengenai globalisasi akan sangat mudah di mengerti oleh siswa dengan menberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.


















BAB 3
PENUTUP
3,.1 Kesimpulan
1.      Kontruktivisme adalah landasan berpikir pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahuan di bangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya di perluas melalui konteks yang terbatas
2.      Ada beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran model konstruktivisme, yaitu:
·         Mencari tahu dan menghargai titik pandang/pendapat siswa
·         Pembelajaran dilakukan atas dasar pengetahuan awal siswa
·         Memunculkan masalah yang relevan dengan siswa .
·         Menyusun pembelajaran yang menantang dugaan siswa
·         Menilai hasil pembelajaran dalam konteks pembelajaran sehari-hari.
3.      Tujuan dari pembelajaran kontruktivisme mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaan.
4.      Manfaat dengan menggunakan metode pendekatan kontruktivisme siswa diharapkan bisa lebih berani untuk mengeluarkan konsep dan gagasan yang dimilikinya.
5.      Terdapat 4 tahapan pembelajaran kontruktivisme
·         Tahap apersepsi
·         Tahap eksplorasi
·         Tahap diskusi dan penjelasan konsep
·         Tahap pengembangan dan aplikasi







DAFTAR PUSTAKA

Winataputra,Udin S. 2008.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka.
Dra.Suwangsih,Erna.S.Pd.,M.Pd.dan,Dra.Tiurlina.2006.Model Pembelajaran Matematika.Bandung:Penerbit Universitas Pendidikan Indonesia.
http://www.sekolahdasar.net/2012/04/pengertian-pendekatan-kontruktivisme.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar