BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendekatan
kontruktivisme akhir-akhir ini banyak di bahas dan berkembang menjadi wacana
nasional berbagai pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan.Sebab, kontruktivisme oleh sebagian praktisi
pendidikan di anggap sebagai pendekatan pendidikan ‘terbaik’ saat ini, meskipun
hal ini masih harus dikaji bagaimana penerapannya dalam pembelajaran di kelas.
Pendekatan ini di anggap sebagai fenomena baru yang menjanjikan dalam upaya
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan mendukung mengembangkan potensi
siswa secara optimal. Pembelajaran di kelas masih dominan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berintekrasi langsung kepada benda-benda konkret.
Pendekatan
kontruktivisme mempunyai sejarah yang cukup panjang.Ciri pendekatan ini bahkan
dapat ditelusuri mulai dari Socrates, filosof Yunani terkenal yang hidup pada
tahun 470-399 sebelum masehi. Socrates menggunakan metode bertanya untuk
mendidik murid-murid berpikir kritis. Dalam bentuk kelompok diskusi, Socrates
membimbing murid-murid untuk aktif berpikir dan menghasilkan suatu kesimpulan
dari berbagai permasalahan. Dalam bentuknya yang sekarang, pendekatan
kontruktivisme telah berkembang melalui beberapa pemikir seperti Vygotsky,
Piaget, dan Jhon Dewey.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian kontruktivisme ?
2. Sebutkan
karakteristik kontruktivisme ?
3. Apa
tujuan dan manfaat kontruktivisme ?
4. Sebutkan
tahapan kontruktivisme ?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan
pembahasan dan rumusan masalah diperoleh beberapa tujuan antara lain sebagai
berikut:
1. Menjelaskan
pengertian kontruktivisme.
2. Menjelaskan
pendekatan karakteristik kontruktivisme.
3. Menyebutkan
tujuan dan manfaat pembelajaran kontruktivisme.
4. Menyebutkan
tahapan pembelajaran kontruktivisme.
5. Implementasi
pembelajaran kontruktivisme pada pembelajaran PKN Sd.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kontruktivisme
Kontruktivisme
adalah landasan berpikir pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahuan di
bangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya di perluas melalui
konteks yang terbatas.Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran
(Nurhadi,2004:33).
Kontruktivisme
memaknai ‘belajar’ sebagai ‘proses mengkontruksi pengetahuan’ melalui proses
internal seseorang dan interaksi dengan orang lain.Dengan demikian hasil
belajar akan dipengaruhi oleh kompetensi dan struktur intelektual seseorang.
Piaget
(1990) menjelaskan pentingnya berbagai factor internal seseorang seperti
tingkat kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, konsep
diri, dan keyakinan dalam proses belajar.
Sebagai
contoh, Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif manusia sesuai urutan
atau sequence tertentu.Kemampuan berpikir pada satu tahapan yang lebih tinggi
merupakan perkembangan dari tahapan-tahapan sebelumnya. Pada tahapan yang lebih
tinggi seseorang lebih mampu berpikir terorganisasi dan abstrak (abstrack
thinking).
2.2 Karakteristik Pendekatan
Kontruktivisme
Trianto
(2007) menyebutkan bahwa pendekatan kontruktivisme mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Dengan
adanya pendekatan kontruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi siswa dapat di
lakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan
langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman
dengan menemukan dengan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara
pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang
ada pada diri siswa.
3. Setiap
siswa mempunyai peranan penting dengan menentukan apa yang mereka pelajari.
4. Peran
guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan
di pelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari.
Ada
beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran model konstruktivisme, yaitu:
1. Mencari
tahu dan menghargai titik pandang/pendapat siswa
2. Pembelajaran
dilakukan atas dasar pengetahuan awal siswa
3. Memunculkan
masalah yang relevan dengan siswa .
4. Menyusun
pembelajaran yang menantang dugaan siswa
5. Menilai
hasil pembelajaran dalam konteks pembelajaran sehari-hari.
2.3 Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Kontruktivisme
A.Tujuan
kontruktivisme
adalah sebagai berikut :
1. Adanya
motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaan.
3. Membantu
siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
4. Mengembangkan
kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
B.Manfaat
kontruktivisme adalah sebagai berikut :
1. Dengan
menggunakan metode pendekatan kontruktivisme siswa diharapkan bisa lebih berani
untuk mengeluarkan konsep dan gagasan yang dimilikinya.
2. Dengan
menggunakan pendekatan kontruktivisme aktivitas belajar siswa diharapkan akan
lebih meningkat dan siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran
Konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung
siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada
satu jawaban yang benar.
2.4 Tahapan pembelajaran
kontruktivisme
1. Tahap
Apersepsi
Siswa
di dorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan
dibahas.Siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep itu.
2. Tahap
Eksplorasi
Siswa
diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep pengumpulan,
pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah
di rancang guru. Kemudian secara berkelompok didiskusikan dengan kelompok
lain.Secara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa keingintahuan siswa.
3. Tahap
Diskusi dan Penjelasan Konsep
Saat
siswa mwmberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya
ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa membangun pemahaman baru
tentang konsep yang di pelajarai.
4. Tahap
Pengembangan dan Aplikasi
Guru
berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik melalui kegiatan atau pemunculan
dan pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu dilingkungannya.
Dalam
pelaksanaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran ada beberapa saran
yang dikemukakan oleh Sidik (2008) berkaitan dengan rancangan pembelajaran
yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
2. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga lebih
kreatif dan imajinatif.
3. Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
4. Memberi
pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
5. Mendorong
siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
6. Menciptakan
lingkungan yang kondusif.
2.5 Implementasi pembelajaran
kontruktivisme pada pembelajaran PKN Sd
Hakikat
pembelajaran menurut teori Konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran
yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru,
pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu
mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya menjadi pengetahuan yang bermakna.
Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan kebebasan dan sikap
belajar. Teori belajar yang mencerminkan siswa memiliki kebebasan artinya siswa
dapat memanfaatkan teknik belajar apa pun asal tujuan belajar dapat tercapai.
Selain
itu, Nickson mengatakan bahwa pembelajaran dalam pandangan konstruktivime
adalah membantu siswa untuk membangun konsep-konsep dalam belajar dengan
kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep itu terbangun
kembali melalui transformasi informasi untuk menjadi konsep baru. Peran guru
bukan pemberi jawaban akhir atas pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan mereka
untuk membentuk pengetahuan.
Selain
penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar
konstruktivisme, Hanbury mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu:
1. Siswa
mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki,
2. Pembelajaran
menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti,
3. Strategi
siswa lebih bernilai,
4. Siswa
mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu
pengetahuan dengan temannya.
Bila
aplikasi teori konstruktivisme masuk kedalam pembelajaran PKN khususnya di
bidang Globalisasi, maka para siswa akan membentuk :
1. Peserta
didik akan membangun atau mengkonstruksi
pengetahuan tentang globalisasi khususnya masalah dari dampak positif dan
negatif globalisasi.
2. Pembelajaran
tentang globalisasi akan menjadi lebih bermakna karena peserta didik sudah
mengerti, namun dalam hal ini teori konstruktivisme yang diaplikasikan kedalam
pembelajaran dapat menumbuhkan respons yang positif karena stimulus yang
diberikan juga pengaruhnya lebih besar.
3. Pembelajaran
mengenai globalisasi akan sangat mudah di mengerti oleh siswa dengan menberikan
contoh dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
3
PENUTUP
3,.1 Kesimpulan
1. Kontruktivisme
adalah landasan berpikir pembelajaran konstektual, yaitu bahwa pengetahuan di
bangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya di perluas melalui
konteks yang terbatas
2. Ada
beberapa ciri-ciri dalam pembelajaran model konstruktivisme, yaitu:
·
Mencari tahu dan menghargai titik
pandang/pendapat siswa
·
Pembelajaran dilakukan atas dasar
pengetahuan awal siswa
·
Memunculkan masalah yang relevan dengan
siswa .
·
Menyusun pembelajaran yang menantang
dugaan siswa
·
Menilai hasil pembelajaran dalam konteks
pembelajaran sehari-hari.
3. Tujuan
dari pembelajaran kontruktivisme mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaan.
4. Manfaat
dengan menggunakan metode pendekatan kontruktivisme siswa diharapkan bisa lebih
berani untuk mengeluarkan konsep dan gagasan yang dimilikinya.
5. Terdapat
4 tahapan pembelajaran kontruktivisme
·
Tahap apersepsi
·
Tahap eksplorasi
·
Tahap diskusi dan penjelasan konsep
·
Tahap pengembangan dan aplikasi
DAFTAR
PUSTAKA
Winataputra,Udin
S. 2008.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Penerbit
Universitas Terbuka.
Dra.Suwangsih,Erna.S.Pd.,M.Pd.dan,Dra.Tiurlina.2006.Model Pembelajaran Matematika.Bandung:Penerbit
Universitas Pendidikan Indonesia.
http://www.sekolahdasar.net/2012/04/pengertian-pendekatan-kontruktivisme.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar